Aku rasa aku lebih takut pada rasa tidak diterima dengan sempurna daripada ketidaksempurnaan itu sendiri. Being open and vulnerable is really hard sometimes.
source: instagram @meaningful.me
Mungkin kita bisa menerima diri kita secara utuh dan penuh, tapi kita terlalu takut untuk dilihat secara berbeda, kita ragu menyampaikan ketidaksempurnaan karena rasa khawatir bagaimana respon ataupun cara pandang mereka terhadap diri ini setelah tahu ketidaksempurnaan yang ada.
Salah satu sahabatku bercerita tentang beratnya sebuah kejujuran, bukan karena hal atau contain kejujurannya, tapi respon dari lawan bicara kita yang membuat kejujuran menjadi suatu hal yang mengerikan.
Bagaimana jika lawan bicara kita belum siap untuk menerima rasa tidak nyaman dari kejujuran dalam ketidaksempurnaan itu sendiri?
Bagaimana jika ketidaksempurnaan itu mengurangi rasa yang sebelumnya dititipkan?
Bagaimana jika kita mengecewakan mereka akan ketidaksempurnaan ini?
Kekhawatiran dan rasa takut tersebut yang terkadang membuat kita belum mampu jujur tentang ketidaksempurnaan entah kepada diri sendiri ataupun orang lain.
Maka pangkal dari semua ini ada kejujuran, tentang keberanian untuk jujur mengungkapkan ketidaksempurnaan yang ada dalam diri.
Aku seringkali kebingungan dalam memulai kejujuran, rasa takut kehilangan pun ikut muncul beserta semua rasa khawatir lainnya seakan menyeruak menolak untuk disampaikan.
Sampai pada hari ini aku membaca sebuah buku dari Kurniawan Gunadi yang menjelaskan bahwa penerimaan adalah sebuah anugerah, perasaan kita untuk bisa menerima orang lainpun sebuah anugerah.
Aku sadar cepat atau lambat kejujuran itu harus disampaikan entah pahit atau manis, entah sempurna atau tidak sempurna meskipun konsekuensinya mungkin adalah sebuah kehilangan. Tak perlu memaksa diri menjadi begitu indah dan sempurna di mata orang lain, karena pada akhirnya hanya orang-orang yang dianugerahi-lah yang mampu menerima semua. Orang-orang yang sudah Allah pilihkan.
Ada banyak hal yang aku doakan selalu bisa hidup di dalam hatimu. Tiga pertama di antaranya adalah Tuhan, kejujuran dan tanggungjawab - Falafu
I hope that we can always be a truthful people, for ourselves and the others. And I hope we'll find a healthy relationship that having a good acceptance and willing to grow together. Whatever your relationship named it (friendship, family, life partner, etc).
source:
- Memeluk ketidaksempurnaan oleh Falafu
- Arah musim oleh Kurniawan Gunadi
- Instagram @meaningful.me